Lagu Minang Puti Qirana (7.1 MB) - StafaBand: Download Lagu MP3. LAGU MINANG - SALUANG ' BUJANG MALANG 'Duration: 4:42. Lagu Malaysia Yelse Doa Suci Lagu Hip Hop Ecko Show Mp3 Ditinggal Rabi Download Lagu Bts Part 2 Boso Moto Nella Kharisma Lagu Gugur Bunga Jaranan Lagu Terbaru Lilin Herlina Mp3 Download Lagu Terbaru Unic Lagu Hello Mr. Selanjutnya lagu-lagu persembahan terhadap Dewi Sri tersebut disertai dengan pengiring bunyi tabuh yang terbuat dari batang-batang bambu yang dikemas sederhana yang kemudian lahirlah struktur alat musik bambu yang kita kenal sekarang bernama angklung. Demikian pula pada saat pesta panen dan seren taun dipersembahkan permainan angklung.
BANYUWANGI JARANAN 4 MP3 INFO DOWNLOAD LAGU2 BANYUWANGI JARANAN 4 MP3 INFO DOWNLOAD LAGU2 Kabupaten Banyuwangi Untuk wilayah perkotaan Banyuwangi, lihat Kota Banyuwangi. Geografi Kabupaten Banyuwangi yang secara geografis terletak pada koordinat 7º45'15'–8º43'2' LS dan 113º38'10' BT.
Wilayah kabupaten Banyuwangi cukup beragam, dari dataran rendah hingga pegunungan. Kawasan perbatasan dengan Kabupaten Bondowoso, terdapat rangkaian Dataran Tinggi Ijen dengan puncaknya Gunung Raung (3.344 m) dan Gunung Merapi (2.799 m).
Di balik Gunung Merapi terdapat Gunung Ijen yang terkenal dengan kawahnya. Gunung Raung dan Gunung Ijen adalah gunung api aktif.butuh rujukan Bagian selatan terdapat perkebunan, peninggalan sejak zaman Hindia Belanda. Di perbatasan dengan Kabupaten Jember bagian selatan, merupakan kawasan konservasi yang kini dilindungi dalam sebuah cagar alam, yakni Taman Nasional Meru Betiri. Pantai Sukamade merupakan kawasan pengembangan penyu.
Di Semenanjung Blambangan juga terdapat cagar alam, yaitu Taman Nasional Alas Purwo. Pantai timur Banyuwangi (Selat Bali) merupakan salah satu penghasil ikan terbesar di Jawa Timur. Di Muncar terdapat pelabuhan perikanan. Keadaan Pada Zaman Kolonial Belanda Setelah pemberontakan yang dilakukan Wong Agung Wilis dan Pangeran Jagapati berhasil diredam, VOC memindahkan pusat pemerintahan dari Ulupangpang ke Banyuwangi. Hal ini mengakhiri masa Kerajaan Blambangan dan berubah menjadi Kabupaten (Regentschap) Banyuwangi dengan bupati Temenggung Wiraguna I atau lebih dikenal dengan Mas Alit. Pemindahan ini menjadi cikal bakal pembangunan wilayah perkotaan di Banyuwangi.3 Pada zaman penjajahan Belanda, kota Banyuwangi adalah kota kecil yang memiliki batas utara di makam keramat di Lateng, batas selatan di pekuburan Belanda yang saat ini berada di belakang kantor kecamatan, batas barat di kawasan yang saat ini adalah Rumah Sakit Blambangan. Di luar kawasan tersebut adalah kawasan yang menurut cerita adalah kawasan yang berbahaya.
Seperti di Lingkungan Manggisan, Lateng hingga Sukowidi, Kelurahan Klatak adalah tempat berkumpulnya para perampok yang konon katanya bekas buruh pabrik gula yang mengalami kebangkrutan. Di wilayah Buyuhan dan Bengkalingan yang saat ini menjadi bagian Kelurahan Kertosari terdapat tempat untuk berlatih (perguruan) kungfu. Dan muncul laporan mengenai penampakan hantu di hutan pohon asem (saat ini Kelurahan Penataban) dan pekuburan Belanda. Kota ini memiliki pusat keramaiannya terletak pada 3 titik, yakni di Bioskop Srikandi, Simpang Lima dan Pecinan (China Town) di Karangrejo. Sedangkan jika malam mulai menjelang titik keramaian hanya ada di Bioskop Srikandi yang menampilkan film jawa dan kesenian Angklung Caruk.
Kota Banyuwangi dahulu memiliki dua lapangan kota yakni di depan pendapa kabupaten dan masjid yang dinamakan lapangan Tegal Masjid (sekarang Taman Sritanjung) dan di depan Komplek Inggrisan dan ballroom (kini Gedung Juang 45) yang dinamakan lapangan Tegal Loji (Taman Blambangan). Dua lapangan kota ini memiliki fungsi berbeda. Lapangan Tegal Masjid digunakan untuk parkir oplet yang dilengkapi dengan dua pompa bensin milik Kapten Cina dan Kapten Arab. Sedangkan lapangan Tegal Loji digunakan untuk sarana hiburan para warga Belanda.
Di lapangan ini terdapat lapangan tenis yang dipagari dengan kawat dan ditumbuhi tumbuhan menjalar, sehingga aktivitas di dalam lapangan tidak dapat dilihat dari luar. Selain itu di lapangan Tegal Loji sering diadakan pertandingan sepak bola yang diikuti oleh klub-klub sepak bola dari Surabaya dan Batavia. Tiket untuk pertandingan bola ini dibagi menjadi tiga kategori yakni, warga pribumi yang membayar satu sen, anak kecil yang membayar setengah sen (seketeng) dan warga asing yang membayar dua setengah sen (sebenggol). Warga asing yang dimaksud adalah warga Belanda, Tionghoa, Arab dan warga pribumi yang telah naik haji. Pada zaman penjajahan Belanda, Kota Banyuwangi memiliki 3 hotel yakni sebuah hotel yang terletak di selatan Tegal Loji (sekarang Hotel Wisma Blambangan dan eks-Hotel Asia Afrika), Hotel Srikandi dan Hotel Slamet (sebelah barat stasiun lama). Hotel Tegal Loji biasanya digunakan oleh para penguasa Belanda, Hotel Srikandi untuk para pemain bola atau pemain sandiwara yang akan tampil di Banyuwangi dan Hotel Slamet digunakan oleh pedagang yang menaiki kereta api.
Uniknya pada zaman penjajahan, di setiap persimpangan kota terdapat kentongan. Kentongan paling besar berada di Simpang Lima dengan ornamen mata menjulur.
Selain itu kentongan juga terdapat di Simpang Sritanjung, Simpang Singonegaran (kini pertemuan jalan Bengawan, Letkol Istiqlah, Kapten Ilyas dan jalan Kalilo) dan Simpang Lateng. Kentongan ini dibunyikan saat subuh dan harus dibunyikan bersamaan dengan lonceng yang berada di pendapa. Bunyi kentongan mengawali segala aktivitas kota. Pada waktu-waktu tersebut banyak para pedagang memikul dagangannya dengan berjalan (saat itu belum ada becak, namun yang ada hanyalah dokar. Namun dokar baru muncul saat matahari terbit).
Saat bulan Ramadhan tiba, suasana malam kota menjadi lebih semarak. Toko-toko tutup lebih malam seiring dengan selesainya tarawih. Dan saat Idul Fitri tiba, diadakan pawai Puter Kayun (kereta kuda) yang diikuti penguasa Belanda, warga yang kaya dan warga biasa.
Selain itu pada saat Idul Fitri, kawasan pelabuhan penuh dengan warga yang berlibur. Pada zaman Belanda, kota Banyuwangi hanya memiliki sedikit sekolah yakni HIS dan PHIS (Partikelir Holands Inland School). Selain itu terdapat sekolah rakyat di Dandangwiring (Penganjuran) dan Lateng.
Terdapat juga sekolah swasta seperti Sekolah Taman Siswa (sekarang SD Negeri 3 Panderejo), sekolah Sarikat Islam (sekarang MI Roudhotul Ulum), Madrasah Al-Khairiyah, Madrasah Darun Najah dan Madrasah Al-Irsyad.45 Ekonomi Aktivitas ekonomi di Kota Banyuwangi dapat dilihat dengan berdirinya pasar-pasar tradisional seperti Pasar Banyuwangi yang terletak di Kepatihan di sebelah barat Taman Blambangan. Aktivitas di Pasar Banyuwangi meningkat pada dini hari hingga pukul tujuh pagi.
Di mana pada jam-jam tersebut, aktivitas perdagangan melebar hingga menimbulkan kemacetan di Jalan Diponegoro bagian utara dan menutup sebagian badan Jalan Jagapati. Di Pasar Banyuwangi terdapat petak-petak los pedagang yang terletak dari pinggir Jalan Karel Satsuit Tubun hingga ke dalam. Namun pedagang kaki lima masih menggunakan badan jalan sebagai tempat berdagang sehingga menimbulkan kemacetan. Akan tetapi, mulai tahun 2012 ada usaha untuk menertibkan pedagang (masih ada akan tetapi dirapikan) sehingga kemacetan bisa diminimalisasi dan badan jalan yang dapat dilewati bisa lebih luas. Selain Pasar Banyuwangi, terdapat juga Pasar Blambangan yang keberadaannya berdampingan dengan terminal angkot Blambangan, Lateng (Jalan Basuki Rahmat), Pasar Sobo di Jalan S.Parman dan Pasar Pujasera yang berdampingan dengan kawasan pecinan (China Town) di Jalan Pierre Tendean.6 Selain pasar tradisional, pusat perbelanjaan juga berdiri di Kota Banyuwangi seperti Giant di Jalan Basuki Rahmat, Ramayana di Jalan Adi Sucipto, Roxy di Jalan Ahmad Yani dan MOST (Mall of Sritanjung) yang masih diusahakan pengoperasiannya hingga kini.
Selain pusat perbelanjaan besar, terdapat juga minimarket seperti Indomaret dan Alfamart yang tersebar di sudut kota. Komplek pertokoan banyak berdiri di sepanjang Jalan Sudirman dan Jalan Pierre Tendean (China Town). Selain itu, banyak berdiri ruko-ruko di kawasan Jalan Ahmad Yani, Jalan Kepiting dan di Gardenia Estate (sebuah kawasan bisnis dan perumahan dengan akses masuk dari Jalan S.Parman).7 Bank-bank nasional negeri dan swasta banyak yang berdiri di Kota Banyuwangi. Bank negeri yang berdiri di Kota Banyuwangi adalah Bank Mandiri (Jalan Wahidin Sudirohusodo), BNI 46 (Jalan Kepiting dan Jalan Banterang), BRI (Jalan Ahmad Yani) dan BTN (Simpang Lima).
Bank nasional swasta yang berdiri di Kota Banyuwangi adalah BCA (Jalan Ahmad Yani dan Jalan Sudirman), Bank Permata (Jalan Sudirman), Bank Danamon (Jalan Ahmad Yani), Bank Mega (Jalan Ahmad Yani), BII (Jalan Ahmad Yani), Bank Sinarmas, Panin Bank (Jalan Ahmad Yani), UOB (Jalan Sudirman), CIMB Niaga (Jalan Sudirman) dan Commonwealth Bank (Jalan Sutoyo). Selain itu terdapat Bank Daerah Jatim (Jalan Basuki Rahmat). Selain bank umum juga terdapat Bank Perkreditan Rakyat (BPR) seperti BPR Wilis, BPR Jatim, BPR ADY dan BPR Swadhanamas Pakto.8 Selain itu, di kota Banyuwangi berkembang berbagai industri kecil, seperti industri oleh-oleh khas Banyuwangi, industri pisau militer di Singotrunan, dan industri kerajinan lainnya. Transportasi Ibu kota Kabupaten Banyuwangi berjarak 290 km sebelah timur Surabaya, ibu kota Provinsi Jawa Timur. Banyuwangi merupakan ujung paling timur jalur pantura serta titik paling timur jalur kereta api pulau Jawa yaitu Stasiun Banyuwangi Baru.9 Pelabuhan Ketapang terletak di kota Banyuwangi bagian utara, menghubungkan Jawa dan Bali dengan kapal ferry, LCM, roro dan tongkang.butuh rujukan Dari Surabaya, Kabupaten Banyuwangi dapat dicapai dari dua jalur jalan darat, jalur utara dan jalur selatan. Jalur utara merupakan bagian dari jalur pantura yang membentang dari Anyer hingga pelabuhan Panarukan dan melewati kabupaten Situbondo.
Sedangkan jalur selatan merupakan pecahan dari jalur pantura dari Kabupaten Probolinggo melewati Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Jember di kedua jalur tersebut tersedia bus eksekutif/PATAS maupun ekonomi. Terdapat pula moda transportasi darat lainnya, yaitu jalur kereta api Surabaya – Pasuruan – Probolinggo – Jember dan berakhir di Banyuwangi. Stasiun Banyuwangi Baru terletak di Kota Banyuwangi tidak jauh dari Pelabuhan Penyeberangan Ketapang. Stasiun Kereta Api yang cukup besar di Banyuwangi adalah Stasiun Banyuwangi Baru, Karang Asem, (Kecamatan Glagah), Rogojampi, Stasiun Kalisetail, (Kecamatan Sempu), dan Kalibaru. Selain itu ada juga stasiun yang lebih kecil seperti Singojuruh, Temuguruh, Glenmore, Sumberwadung dan Halte Krikilan. Untuk transportasi wilayah perkotaan terdapat moda angkutan mikrolet, taksi Using Transport serta van atau yang oleh masyarakat setempat disebut colt yang melayani transportasi antar kecamatan dan minibus yang melayani trayek Banyuwangi dengan kota-kota kabupaten di sekitarnya. Bandar Udara Blimbingsari di kecamatan Blimbingsari dalam pembangunannya sempat tersendat akibat kasus pembebasan lahan, dan memakan korban 2 bupati yang menjabat dalam masa pembangunannya yaitu Bupati Samsul Hadi (2000–2005) dan Bupati Ratna Ani Lestari (2005–2010).
Dan pada tanggal 28 Desember 2010, Bandar Udara Blimbingsari telah dibuka untuk penerbangan komersial Banyuwangi (BWX) – Jakarta (CGK) – Banyuwangi (BWX) dan Banyuwangi (BWX) – Surabaya (SUB) – Banyuwangi (BWX). Selain itu terdapat Pelabuhan Tanjung Wangi di Ketapang, Kecamatan Kalipuro selain sebagai pelabuhan bongkar muat barang dan peti kemas, juga melayani pelayaran ke kepulauan di bagian timur Madura, seperti Kep. Sapeken, Kep. Kangean, dan Kep. Julukan Patung selamat datang di Banyuwangi pada kaki gunung Gumitir Kabupaten Banyuwangi menyandang beberapa julukan, di antaranya: The Sunrise of Java Julukan The Sunrise of Java disandang Kabupaten Banyuwangi tidak lain karena daerah yang pertama terkena sinar matahari terbit di pulau Jawa. Bumi Blambangan Sejarah berdirinya Banyuwangi tidak bisa dilepaskan dari sejarah kerajaan Blambangan, karena Blambangan merupakan cikal bakal dari Banyuwangi.
Blambangan adalah kerajaan yang semasa dengan kerajaan Majapahit bahkan dua abad lebih panjang umurnya. Blambangan adalah kerajaan yang paling gigih bertahan terhadap serangan Mataram dan VOC serta Blambanganlah kerajaan yang paling akhir ditaklukkan penjajah Belanda di pulau Jawa. Kota Osing Salah satu keunikan Banyuwangi adalah penduduk yang multikultur, dibentuk oleh 3 elemen masyarakat yaitu Jawa Mataraman, Madura, dan Osing.
Suku Osing adalah penduduk asli Banyuwangi. Sebagai keturunan kerajaan Blambangan, suku osing mempunyai adat-istiadat, budaya maupun bahasa yang berbeda dari masyarakat jawa dan madura. Kota Santet Julukan Banyuwangi kota santet terkenal sejak peristiwa memilukan ketika 100 orang lebih dibunuh secara misterius karena dituduh memiliki ilmu santet. Peristiwa ini dikenal luas oleh masyarakat sebagai 'Tragedi Santet' Tahun 1998. Kota Gandrung Kabupaten Banyuwangi terkenal dengan Tari Gandrung yang menjadi maskot kabupaten ini. Kota Banteng Kabupaten Banyuwangi dijuluki kota banteng dikarenakan di Banyuwangi tepatnya di Taman Nasional Alas Purwo terdapat banyak banteng jawa. Kota Pisang Sejak dahulu Kabupaten Banyuwangi sangat dikenal sebagai penghasil pisang terbesar, bahkan tiap dipekarangan rumah warga selalu terdapat pohon pisang.
Kota Festival Berawal dari sukses penyelenggaraan kegiatan budaya Banyuwangi Ethno Carnival pertama pada tahun 2011 lalu, maka pada tahun-tahun berikutnya seakan tak terbendung lagi semangat dan kegairahan masyarakat Banyuwangi untuk mengangkat potensi dan budaya daerah melalui rangkaian kegiatan yang dikemas dalam tajuk Banyuwangi Festival. Maka sejak 2012 acara Banyuwangi Ethno Carnival ditahbiskan menjadi agenda tahunan berbarengan dengan kegiatan lain, baik yang bersifat seni, budaya, fesyen, dan wisata olahraga. Wisata Ombak Pantai Plengkung, salah satu ombak terbaik di dunia. Untuk kendaraan roda empat bermuatan berat (bus dan truk), masuk kota melewati Jalan S.Parman sampai traffic light Karangente (Taman Tirta Wangi atau Patung Kuda).
Dari traffic light Karangente belok kiri masuk Jalan Brawijaya. Dari Jalan Brawijaya lalu masuk Jalan Gajah Mada setelah melewati traffic light Cungking. Dari Jalan Gajah Mada masuk Jalan Hayam Wuruk setelah melewati traffic light Penataban. Dari Jalan Hayam Wuruk masuk Jalan Raden Wijaya hingga tiba di Perempatan Kalipuro lalu belok kanan masuk Jalan Argopuro hingga tiba di traffic light Sukowidi. Lalu belok kiri masuk Jalan Yos Sudarso. Untuk kendaraan roda empat (kendaraan pribadi) dan kendaraan roda dua, masuk kota melewati Jalan S.Parman sampai traffic light Karangente (Taman Tirta Wangi atau Patung Kuda). Lalu bisa terus masuk Jalan Adi Sucipto atau belok kanan masuk Jalan Kepiting.
Jika melewati Jalan Adi Sucipto pengendara akan tiba di Jalan Ahmad Yani setelah melewati Traffic light DPRD (A. Yani, Katamso). Dari Jalan Ahmad Yani pengendara akan tiba di traffic light Simpang Lima.
![Jaranan malang Jaranan malang](http://i.ytimg.com/vi/fDqcxzoWoJ4/hqdefault.jpg)
Dari Simpang Lima masuk menuju Jalan dr. Sutomo (satu arah) hingga tiba di kawasan Taman Blambangan. Pengendara akan masuk Jalan Wahidin Sudirohusodo hingga tiba di traffic light Blambangan. Setelah itu pengendara belok kiri masuk Jalan R.A. Kartini hingga pertigaan PLN. Dari pertigaan PLN belok kiri (jika belok kanan masuk ke kawasan Pantai Boom) masuk Jalan Banterang hingga tiba di pertigaan Surati dan belok kanan (jika anda terus akan masuk ke kawasan Taman Sritanjung) masuk ke Jalan Surati (satu arah). Hati-hati saat menjelang pertigaan Surati karena adanya penumpukan arus dari arah Taman Blambangan via Jalan Diponegoro yang juga akan masuk ke Jalan Surati.
Dari Jalan Surati anda akan masuk ke Jalan D.I. Panjaitan setelah melewati tikungan Kampung Mandar. Lalu pengendara akan tiba di traffic light Lateng lalu belok kanan masuk Jalan Basuki Rahmat hingga tiba di traffic light Sukowidi. Lalu pengendara jalan terus masuk Jalan Yos Sudarso. Jika melewati Jalan Kepiting, dari traffic light Karangente belok kanan melewati sisi utara Taman Tirta Wangi lalu belok kiri ke arah utara masuk Jalan Kepiting. Dari Jalan Kepiting pengendara akan tiba di traffic light Kertosari lalu masuk ke Jalan Sugiono dan masuk Jalan M.T. Haryono setelah melewati pertigaan Naga Bulan.
Setelah itu pengendara tiba di traffic light Paldam (Stasiun Lama) lalu belok kanan masuk Jalan Pierre Tendean hingga tiba di traffic light Blambangan. Setelah itu perjalanan sama dengan penjelasan di atas (via Jalan Adi Sucipto). Untuk kendaraan roda empat pribadi dan roda dua diperbolehkan menggunakan jalur yang digunakan oleh bus atau truk. Untuk kendaraan roda empat bermuatan berat (bus dan truk) dari traffic light Sukowidi (Jalan Yos Sudarso) masuk Jalan Argopuro lalu belok kiri masuk ke Jalan Raden Wijaya lalu Jalan Hayam Wuruk hingga tiba di traffic light Penataban. Lalu masuk Jalan Gajah Mada hingga tiba di traffic light Cungking.
Lalu masuk Jalan Brawijaya hingga tiba di traffic light Karangente. Setelah itu pengendara mengitari Taman Tirta wangi (dari traffic light Karangente jalan terus melewati sisi utara taman lalu belok kanan melewati sisi timur taman) lalu masuk Jalan S. Untuk kendaraan roda empat (kendaraan pribadi) dan kendaraan roda dua, dari traffic light Sukowidi (Jalan Yos Sudarso) jalan terus masuk Jalan Basuki Rahmat hingga tiba di traffic light Lateng. Dari traffic light Lateng ambil jalan terus masuk ke Jalan Sudirman (satu arah) hingga tiba di kawasan Taman Sritanjung dan berhenti di traffic light Sritanjung.
Dari traffic light Sritanjung jalan terus hingga tiba di traffic light Simpang Lima. Setelah itu masuk Jalan Ahmad Yani lalu tiba di traffic light DPRD dan masuk ke Jalan Adi Sucipto hingga tiba di traffic light Karangente. Dari traffic light Karangente belok kiri mengitari Taman Tirta Wangi (dari traffic light Karangente jalan terus melewati sisi utara taman lalu belok kanan melewati sisi timur taman) lalu masuk Jalan S. Kabupaten Banyuwangi (atau sebelumnya disebut Regentschap Blambangan Timur) adalah Kabupaten terbentuk setelah perlawanan Pangeran Jagapati yang terkenal dengan Perang Puputan Bayu dan Wong Agung Wilis di Blambangan. Setelah itu Belanda menunjuk Temenggung Wiroguno I atau Mas Alit yang (keturunan Prabu Tawangalun, raja pertama Blambangan) untuk menjadi regent atau bupati di Banyuwangi ini dan menandai akhir dari kekuasaan Kerajaan Blambangan. Belanda juga memberi keleluasaan kepada Mas Alit untuk memindahkan ibukota dari Ulupangpang (Benculuk) ke Tirtogondo (Kota Banyuwangi).
Selain itu Belanda mengubah kebijakan politiknya terhadap Blambangan yang sebelumnya bersifat represif menjadi lebih kooperatif. Pengangkatan Mas Alit ini diusulkan oleh Patih Juru Kunci (Patih Tumenggung Jaksanegara, penguasa Blambangan 1771-1773) kepada Residen Schopoff, dilanjutkan kepada P. Luzak, Pemangku Kebijakan Ujung Timur (Gezaghebber van den Oosthoek), lalu ke Gubernur Van der Burg di Semarang dan lalu ke Gubernur Jenderal Van der Parra di Batavia. Mas Alit lalu dilantik 1 Februari 1774 dan mulai menempati kediamannya (pendopo) pada 1775.12. Berikut adalah nama-nama Bupati Banyuwangi dari masa ke masa. No Foto Nama Wakil Mulai jabatan Akhir jabatan Keterangan 1 Temenggung Wiroguno I alias Mas Alit 1773 1782 Bupati pertama 2 Temenggung Wiroguno II alias Mas Talib 1782 1818 3 Temenggung Surenggrono 1818 1832 4 RT. Wiryo Adi Danuningrat 1832 1867 5 RT.
Pringgokusumo 1867 1881 Keturunan Tawangalun dari Blambanganterakhir yang memegang jabatan bupati 6 RT. Aryo Sugondo 1881 1888 Bupati yang berasal dari Praja Mangkunegaran 7 RT.
![Indonesia Indonesia](/uploads/1/2/5/5/125515155/887435758.jpg)
Astro Kusumo 1888 1889 8 RT. Surenggono 1889 1905 9 RT.
Kusumonegoro 1905 1910 10 RT. Notodiningrat 1910 1920 11 R. Ahmad Noto Adi Suryo 1920 1930 12 R.
Murtajab 1930 1935 13 R. Ahmad Prastika 1935 1942 14 R.
Oesman Soemodinoto 1942 1947 masa jabatan pertama 15 R. Ahmad Kusumo Negoro 1947 1949 16 R. Sachrawisetio Abiwinoto 1949 1949 17 Sukarbi 1949 1950 18 R. Oesman Soemodinoto 1950 1955 masa jabatan kedua 19 Soegito Noto Soegito 1955 1965 20 Soewarso Kanapi, S.H. 1965 1966 diduga terlibat PKI 3 4 21 Letkol (Purn.) Djoko Supaat Slamet 1966 1978 22 Soesilo Suharto, S.H 1978 1983 23 S. Djoko Wasito 1983 1988 24 Harwin Wasisto 1988 1991 25 Kol Pol.
Purnomo Sidik 1991 2001 26 Ir. Samsul Hadi Abdul Kadir 2001 2005 27 Ratna Ani Lestari, S.E., M.M Yusuf Nur Iskandar 2005 2010 28 Abdullah Azwar Anas Yusuf Widyatmoko 2010 2015. Zarkasi tidak ada 22 Oktober 2015 17 Februari 2016 Pejabat Bupati (28) Abdullah Azwar Anas Yusuf Widyatmoko 2016 kini Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/KabupatenBanyuwangi. BUTUH TRAVEL BANYUWANGI MALANG PP?
Title: KORBAN E WONG TUWO - LAGU JARANAN Versi TURONGGO SINGO JOYO Description: lagu Hits Jaranan 'Turonggo Singo Joyo' live PLAOSAN. WONOSARI KAB MALANG. KIDUNG WAHYU KOLOSEBO KORBAN E WONG TUWO BINTANG KEHIDUPAN NYI RORO KIDUL AYAH KERETO JOWO TURONGGO SINGO JOYO Pimpinan: Mulyadi / molto Dsn Ngrejo RT 1 Rw 4 Kluwut.
Wonosari CP: BOPO MOLTO (0857-9823-5021).